Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diumukan langsung oleh Presiden RI Jokowi 14 November 2014 lalu sempat menggencarkan masyarakat, jenis Premium dari Rp. 6.500 menjadi Rp. 8.500 dan Solar Rp. 5.500 menjadi Rp. 7.500 naik Rp. 2000. Hal ini menimbulkan demo untuk aksi protes masyarakat.
Tidak sedikit para pendukung Jokowi merasa kecewa karena janji-janji yang dilontarkan saat kampanye tidak terwujud bahkan kenaikan BBM kebalikan dari janji Presiden RI yang malah mencekik masyarakat kecil.
Tempo tidak lama, 16 Januari 2015 harga BBM kembali turun, jenis Premium dari harga Rp. 8.500 menjadi harga Rp. 6.600, hanya naik Rp. 100 dari harga sebelumnya, turunnya harga BBM tentu bisa membuat masyarakat bernafas lega.
Namun sepertinya rakyat tidak bisa berlama-lama bernafas lega karena simpangsiur kenaikan BBM terdengar kembali. Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) masih akan menghitung kisaran harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar.
Meskipun belum ada kepastian akan dinaikkan atau tidak, namun sedikit membuat rakyat resah. Kenaikan harga BBM tentu akan berpengaruh terhadap kenaikan harga pangan, hal itu menjadi beban bagi rakyat kecil.
"Harga BBM menjadi wewenang pemerintah yang memutuskan, kami masih akan hitung terus dan pada waktunya akan kami umumkan," pemaparan Menteri ESDM Sudirman Said di Jakarta, Jumat (27/3/2015) yang dikutip dari okezone.com
Sudirman menambahkan bahwa penghitungan kenaikan itu semata-mata bukan hanya didasari oleh harga pasar, namun masih terdapat aspek komponen lain yang menjadi pertimbangan pihaknya untuk menaikkan BBM yakni melihat aspek sosial ekonomi dan masyarakat.
ADS HERE !!!